Teknik Pembenihan Lobster Air Tawar
- Biologi lobster air tawar
- Anatomi dan morfologi
Tubuh lobster air tawar terbungkus oleh cangkang yang berfungsi menjaga organ-organ yang ada didalamnya dari hewan pemangsa atau kelompoknya sendiri. Dengan adanya cangkang ini, pergerakan lobster air tawar menjadi lebih mudah. Hampir seluruh tubuh lobster air tawar mempunyai ruas tubuh yang tampak jelas. Pada setiap ruas terdapat sepasang apendiks (umbai) yang bimarus. Warna tubuh sangat beragam, sesuai dengan jenisnya diantaranya, hijau, putih, pink hingga coklat kehitaman.
Panjang lobster air tawar dewasa bias mencapai 7,5 cm. namun, ada juga lobster airtawar yang berukuran kecil, panjangnya 2,5 cm. sementara lobster jenis yang paling besar bias mencapai 40 cm, dengan berat mencapai 3,5 kg. tubuh lobster air tawar dibagi menjadi dua bagian yaitu cephalotorax dan abdomen. Cephalothorax secara kesuluruhan dilingkupi oleh cangkanp yang disebut karapas. Cangkang yang menutupi kepala dan badan terbuat dari bahan zat tanduk atau kitin yang tebal dan merupakan nitrogen polisakarida (C H O N) yang disekresikan oleh kulit epidermis yang akan mengeras dan mengelupas saat terjadi pergantian cangkang tubuh (molting).
Lobster air tawar tidak memiliki tulang dalam (internal skeleton), tetapi seluruh tubuhnya terbungkus oleh cangkang (external skeleton). Di lihat dari organ tubuh luar, lobster air tawar memiliki beberapa alat pelengkap seperti, sepasang antena sebagai perasa dan peraba terhadap pakan dan kondisi lingkungan. Sepasang antanel, 1 mulut, dan sepasang capit (celliped). Enam ruas badan (abdomen). Ekor, 1 ekor tengah (telson) terletak di semua bagian tepi ekor, serta 2 pasang ekor samping (uropod). Enam pasang kaki renang (pleopod) dan enam pasang kaki untuk berjalan (walking legs).
Table 1. organ tubuh dan fungsinya pada lobster air tawar
Organ tubuh | Fungsi |
Dua pasang antena | Alat sensor |
Mulut | - Sepasang mandibula : mengunyah |
- Sepasang maksila pertama : mengambil makan | |
- Sepasang maksila kedua : mengambil pakan dan menggerakkan insang | |
Sepasang capit | Mencabik pakan, alat pertahanan, dan pada jantan digunakan untuk sex secunder |
Empat pasang kaki jalan | Untuk berjalan |
Lima pasang kaki renang | - Digunakan untuk berenang |
- Pada betina digunakan untuk melindungi telur dan burayak | |
Lima lembar ekor | Membantu berenang, dan berenag mundur saat ada bahaya |
- Karakteristik lobster air tawar
Lobster air tawar adalah jenis udang yang hidup di perairan tawar. Meskipun secara umum hampir sama dengan udang air tawar lainnya, tetapi lobster air tawar memiliki karakteristik yang bersifat khusus, sebagai berikut :
- Lobster air tawar beraktifitas pada malam hari, sementara pada siang hari lobster air tawar cenderung bersembunyi di balik bebatuan atau naungan lainnya.
- Lobster air tawar merupakan pemakan oprtunitis, terutama sisa-sisa tumbuhan (serasah) dan mikroba yang ditemukan di dasar kolam. Jika sudah dewasa, lobster air tawar akan memakan segala (omnivora), terutama tumbuhan dan binatang air, baik dalam keadaan segar ataupun yang telah membusuk.
- Selama hidupnya lobster air tawar sering berganti kulit (moulting), terutama pada fase juvenile (burayak). Ketika umurnya masih muda, pergantian kulit lobster sering terjadi, seiring dengan pertumbuhannya, frekuensi pergantian kulit akan semakin berkurang menjadi beberapa bulan sekali, bahkan setahun sekali. Lobster akan memerlukan banyak tenaga untuk melakukan molting. Pergantain kulit lobster dibagi dalam 3 tahapan seperti berikut.
- Pramolting
Lobster air tawar yang memasuki masa pramolting, nafsu makannya mulai berkurang. Secara fisik, pramolting ditandai dengan kulit kepala yang mulai terangkat. Pada saat dilihat ada tanda-tanda mau molting, sebaiknya lobster dipindahkan ke tempat lain untuk menghindari kanibalisme lobster lain. Namun, jika budidaya lobster dilakukan dalam skala besar dan banyak lobster yang akan molting, pemindahan ini tidak mungkin dilakukan.
- Molting
Waktu yang diperoleh oleh lobster untuk molting bervariasi, sesuai dengan umur lobster tersebut. Lobster muda hanya memerlukan waktu beberapa detik untuk melakukan molting. Sementara itu, molting pada lobster dewasa bisa membutuhkan waktu 3-4 menit, bahkan lebih. Pada masa molting, lobster menjadi sangat lemah sehingga rentan terhadap serangan sesamanya. Karena itu, supaya dapat leluasa mengganti kulitnya, lobster tersebut sebaiknya dipindahkan ke tempat molting.
- Pascamolting
Pada masa pasca molting, lobster dewasa membutuhkan waktu beberapa hari untuk membuat kulitnya menjadi keras seperti sebelum molting. Di dalam perut lobster terdapat gastrolith yang berbentuk setengah bola berwarna putih seperti gumpalan garam. Gastrolith berfungsi sebagai penyimpan kalsium yang berguna untuk membuat kulit yang baru molting menjadi keras. Bila kulit lobster tersebut mengeras, lobster tersebut sudah dapat dikembalikan ke kolam atau akuarium pemeliharaan.
- Lobster air tawar mempunyai sifat kanibal. Hal ini terutama terjadi pada saat kepadatan tinggi, kondisi lapar, pasca moulting, dan tidak ada tempat persumbunyian,
- Ada kecenderungan, lobster air tawar berrjalan dengan merambat/ memanjat, bukan dengan berenang.
- Salah satu sifat unik dari lobster air tawar yaitu pengembara. Lobster air tawar akan berpindah tempat, terutama jika terjadi perubahan lingkungan yang ekstrim.
- Setelah kawin dan bertelur, induk betina akan menyendiri dan menjaga telurnya.
- Lobster air tawar tidak mengenal musim kawin, pada kondisi sehat dan lingkungan mendukung, lobster air tawar akan selau kawin dan bertelur.
- Meskipun berkoloni, lobster air tawar termasuk hewan teritotial dalam areal terbatas,
- Lobster air tawar dapat hidup ±80 jam tanpa air pada suhu 12ºC dan lemabap.
- Lobster air tawar cenderung mrncari kucuran, rembesan atau aliran air. Karakteristik ini dapat digunakan untuk merekayasa cara panen oleh pembudidaya.
- Pada lingkungan yang baik, lobster air tawar cenderung tahan terhadap serangan penyakit.
- Jika tempat hidupnya berupa tanah, kebiasaannya yaitu membuat lubang ketika kondisi air dikolam berkurang. Tujuannya untuk mencari air dan bertahan hidup.
- Lobster air tawar cenderung menyukai perairan yang banyak mengandung oksigen.
- Lobster air tawar memiliki sifat moulting, yaitu berganti kulit. Hal ini terjadi sepanjang hidupnya.
- Tingkat ketahanan lobster air tawar terhadap stress cukup tinggi. Namun, dalam keadaan stress berat (biasanya akibat transportasi yang lama, proses panen pada siang hari di tempat terbuka, dan fluktuasi suhu yang tajam), lobster akan merasa kesulitan untuk pulih ke kondisi normal.
- Lobster tidak tahan terhadap perubahan suhu air yang fluktuatif. Perbedaan suhu air pada siang hari lebih dari 3 ºC akan menurunkan daya tahan tubuhnya, menurunkan tingkat pertumbuhan tubuh, bahkan bias menyebakan kematian.
- Siklus hidup lobster air tawar
Selama hidupnya, lobster air tawar mengalami beberapa tahap, yaitu penetasan, burayak, dewasa dan kawin. Secara detail, siklus hidup lobster air tawar dapat diilustrasikan sebagai berikut.
Ilustrasi siklus hidup lobster air tawar
- Pengelolaan Induk
® Membedakan jantan dan betina
Sebelum melakukan pembenihan pembudidaya lobster harus dapat mengetahui terlebih dulu perbedaan antara lobster jantan dan betina. Cara membedakan kelamin yang paling muda adalah menggunakan teknis visual dari atas.Lobster jantan dapat di lihat jika pada capik sebelah luarnya terdapat bercak berwarna merah. Namun, tanda merah itu baru muncul ketika lobster berumur 3-4 bulan atau setelah lobster berukuran 3 inc (7 cm). Tanda merah ini juga merupakan tanda lobster jantan telah siap kawin (matang gonad). Sedangkan pada lobster betina di bagian yang sama tidak tampak tonjolan (penis). Ciri lobster betina adalah terdapat lubang pada pangkal kaki ketiga dari bawah (ekor). Lubang tersebut adalah kelamin lobster betina dan tempat mengeluarkan telurnya.
® Pemilihan induk
Pilih indukan yang berukuran di atas 4 inci (10 cm) atau berumur di atas 5-6 bulan karena lobster seperti ini akan memiliki jumlah anakan cukup banyak.
Tips memilih calon indukan yang berkualitas;
a. Pilih indukan yang pertumbuhannya paling cepat di antara lobster-lobster yang lain
b. Beli indukan di tempat penjual indukan yang telah bersertifikat
c. Perhatikan kelaminnya, jangan pilih lobster yang ”banci”. Pasalnya ada indukan yang mempunyai indukan betina, tetapi juga memiliki kelamin jantan (sering di sebut dengan lobster banci). Lobster tersebut kemungkinan besar tidak bisa bertelur
d. Pilih lobster yang badannya gemuk. Hindari memilih indukan yang kepalanya besar tetapi tubuh dan ekornya kecil. Ciri tersebut menandakan lobster kurang makan.
e. Kawinkan lobster minimum ketika berumur 4 inci atau kira-kira berumur 5-6bulan. Semakin kecil (muda) lobster di kawinkan, pertumbuhan anakannya akan selalu lambat. Misalnya, jika mengawinkan lobster ukuran 3 inci (7,5 cm) dan 4 inci (10 cm) akan jauh lebih cepat daripada yang 3 inci. Namun, bukan berarti ukuran tubuh anakan lobster 3 inci tidak bisa melebihi tubuh induknya. Lobster tersebut tetap bisa tumbuh melebihi induknya tetapi prosesnya lebih lambat. Lobster ukuran 3 inci memiliki jumlah telur maksimum 50 butir, sedangkan lobster berukuran 4 inci bisa menghasilkan telur 200 butir.
f. Calon indukan lobster berkualitas bisa didapat dengan cara memisahkan lobster jantan dan betina ketika mereka berukuran 2 inci (5 cm). Paling bagus baru di kawinkan setelah masing-masing mencapai ukuran minimum
4 inci (10 cm).
g. Perlu juga diketahui asal usul lobster atau keluarganya pilih jenis lobster yang murni dari spesies tertentu agar pertumbuhan anakan lobster lebih baik.
® Mengawinkan lobster
Gabungkan indukan jantan dan betina lobster menjadi satu dalam suatu media akuarium yang berukuran 1x 0,5 meter tinggi 25 cm bisa di masukan sekitar 5 lobster betina dan 3 lobster jantan. Satu jantan prinsipnya mampu membuahi 30
betina tetapi dalam perkawinan di akuarium digunakan 3 lobster jantan karena dalam perkawinan tersebut lobster betina lebih dominan dalam memilih pasangan yang cocok sehingga jika hanya ada 1 ekor lobster jantan di dalam akuarium, kemungkinan ke 5 lobster betina untuk kawin dan bertelur semua menjadi lebih kecil.
Kebiasaan lobster dalam melakukan perkawinan saling mencari kecocokan. Ketika mengawinkan lobster, ukuran tubuh lobster jantan dan betina tidak harus sama karena di habitat aslinya, lobster jantan memang memiliki tubuh lebih besar daripada lobster betina.
Jika media perkawinan menggunakan akuarium ukuran 1x 0,5 x 0,5 meter, letakan minimum 8 buah pipa paralon berdiameter 2 inci dan panjang 15-20 cm, tergantung pada ukuran indukan. Indukan berukuran 4 inci, panjang paralon yang di gunakan 15 cm dan indukan dengan ukuran 5-6 inci panjang paralonnya 20 cm. Dua minggu setelah lobster jantan dan betina di gabungkan biasanya sudah ada indukan bertelur.
Lobster dalam masa perkawinan akan saling berhadap-hadapan membentuk formasi huruf Y. Lobster jantan akan mengeluarkan sperma dan meletakannya di dekat pangkal ke dua kaki lobster betina. Sperma tersebut berwarna putih, menggumpal, agak keras, dan larut ke air. Setelah di buahi, lobster betina akan menyingkir dari lobster jantan sampai perlahan-lahan mengeluarkan telurnya dari lubang pangkal kaki ketiga melewati sperma lalu turun ke ekor atau abdomennya. Telur di kumpulkan didalam abdomennya sambil ekornya menutup rapat selama seminggu pertama.
® Pemindahan Induk Pengeraman dan Penetasan Telur
Setelah minggu ke-2 atu ke-3 telur baru dapat menempel dengan baik di kaki renangnya, dan si betina akan berjalan keliling dengan ekor terbuka sehingga telurnya dapat terlihat. Dalam keadaan seperti ini induk dapat dipindahkan dari akuarium perkawinan, ke kolam penetasan yang berukuran 1x 2 meter, atau ke kolam penetasan masal menggunakan kurungan keranjang. Resiko meletakan induk ke dalam akuarium adalah harus memindah-mindahkan lagi, karena setelah satu bulan harus di pisah-pisahkan lagi ke dalam akuarium
Ciri Ciri Proses Pematangan Telur :
a. Minggu kedua bentuk telur masih bulat
b. Minggu ketiga mulai terlihat dua bintik hitam pada telur. Binitk hitam tersebut merupakan embrio
c. Minggu keempat, capit, sungut, dan kakinya mulai tumbuh. Pada fase ini, lobster masih belum bisa mandiri. Jika fase ini telur rontok dari induknya
kemungkinan besar embrio tersebut akan mati. Ketika menempel di kaki renang induknya, ibunya akan dengan telaten merawat embrio tersebut dengan cara menggoyang-goyangkan kaki renangnya untuk memberikan oksigen pada anak-anaknya, sering kali si induk akan merapikan telurnya menggunakan kaki jalannya.
d. Minggu kelima hampir seluruh kuning telur sudah habis. Ketika, embrio mulai lepas satu persatu dari induknya untuk mencari makanan sendiri. Meskipun sudah lepas, embrio bisa saja menempel ke kaki renang induknya sehingga ketika anakan sudah lepas sekitar 70%, sisanya sebanyak 30% yang masih menempel sebaiknya dirontokan saja karena di khawatirkan naluri keibuannya sudah hilang akibat terlalu lama menggendong telur.
Setelah bersih, si induk betina dipindahkan ke akuarium lain untuk istirahat selama dua minggu sampai berganti kulit. Tujuannya, jika berganti kulit, ukuran lobster menjadi semakin besar, sehingga semakin banyak juga jumlah anakan yang dihasilkan pada penetasan berikutnya karena semakin besar tubuh lobster betina, kapasitas penyimpanan telurnya akan bertambah besar.
Semakin bertambah usia dan ukuran lobster, jumlah telurnya terus bertambah, tetapi frekuensi bertelurnya menjadi lebih jarang. Ketika sedang dalam masa istirahat panjang (1 bulan), ada kemungkinan induk sudah matang gonad. Induk seperti ini dapat mengeluarkan telur sendiri tanpa dibuahi. Namun, telur yang dihasilkan adalah telur kosong sehingga ketika induk menggendong telur selama 1-2 minggu dan merasakan bahwa telur yang digendongnya tidak ada pertumbuhan maka telur tersebut akan dimakannya.
Apabila air ditempat perkawinan dan air ditempat penetasan memiliki perbedaan suhu dan pH, letakan terlebih dulu lobster yang sedang bertelur tersebut kedalam baskom yang diisi dari akuarium perkawinan baru kemudian dipindahkan kekolam penetasan dengan dipercik-percikan air kolam supaya suhu dan pH air di baskom stabil.
- Pengelolaan BenihPerontokan telur dilakukan setelah masa pengeraman berlangsung selama 40 – 42 hari. Caranya, surutkan air hingga 20 cm, tangkap induk dengan sekup net dan angkat ke atas akuarium, tangkap induk dengan tangan, celupkan induk ke dalam air akuarium itu berkali-kali hingga larva dalam tubuh habis; kembalikan induk ke tempat pemeliharaan; isi air akuarium tadi hingga mencapai ketinggian semula; biarkan selama seminggu.
Wadah burayak yang baru menetas (umur 1-2 minggu) bias berupa bak semen, bak fiberglass atau berupa bak terpal. Kepadatan penebaran perlu diperhatikan, karena hal ini terkait dengan kenyamanan burayak dalam mendapatkan ruang yang memadai. Padat penebaran burayak berkisar 300-500 ekor/m2. Kepadatan yang terlalu rendah akan menyebabkan kurang efisien dalam penggunaan wadah, sedangkan kepadatan yang terlalu tinggi menyebabkan pertumbuhan burayak tersendat. Burayak yang berasal dari beberapa induk bias disatukan, asalkan perbedaan waktu tetasnya tidak lebih dari 10 hari.
Sebaiknya tidak menggunakan power head sebagai alat untuk oksigenisasi karena dikhawatirkan dapat menyedot burayak. Aerasi bias menggunakan pipa pelastik kecil yang dihubungkan ke pompa air melalui pipa PVC. Jumlah aerator yang diperlukan sekitar 1 titik/m2.
Ketinggian air untuk pemeliharaan burayak berkisar 20 cm. kebersihan serta kestabilan suhu dan pH perlu dijaga. Usahakan suhu air tetap pada angka 29ºC dan fluktuasi suhunya tidak lebih dari 3 ºC.
Berbeda dengan induk , tempat persembunyian yang diguanakan untuk burayak berupa ijuk, tali rapia, potongan waring,karung bekas pipa PVC kecil, ataupun potongan selang. Jumlah persembunyian sebanyak mungkin, tetapi tetap disedikan area untuk menebar pakan, ppakan yang diberikan bias berupa pellet ukuran kecil, cacing beku dan kutu air beku.
Lama perawatan atau pemeliharaan burayak sekitar 4-5 minggu, dal kurun waktu tersebu, panjang burayak diharapkan bias mencapai 1 inchi.
Benih yang telah mencapai ukuran 1 inchi perlu dipindahkan ke kolam pemeliharaan benih, sementara yang belum mencapai ukuran 1 inchi tetap dipelihara di kolam pemeliharaan benih. Ukuran panjang 1 inchi pada benih tidak dicapai pada waktu yang bersamaan karena umur penebarannya juga berbeda.
Proses pemeliharaan benih sama dengan proses pemeliharaan burayak, hanya saja padat penebaran menjadi 100- 150 ekor/ m2.. burayak bias disebut benih ketika ukurannya mencapa 2 inci. Untuk mencapai ukuran tersebu, membutuhkan waktu pemeliharaan 4-5 minggu dari ukuran 1 inci.
Dalam pemanenan benih berukuran 1-2 cm, alat yang digunakan adalah ember plastik 20 liter, scoopnetberukuran 20×10 cm, dan daun pisang atau cabikan plastik ikan, terutama jika jarak antara wadah pemanenan dan wadah penampungan relatif jauh. Sementara itu, saat yang baik untuk pemanenan adalah sebelum jam 9 pagi, berda dilingkungan terbuka, dan hasil panen ditempatkan dalam wadah dengan jumlah maksimum 20 ekor/ wadah.
Cara memanen dimulai dengan menurunkan air didalam wadah kedalaman air tinggal 15- 20 cm. Jika wadah yang digunakan berupa akuarium, cara mengeluarkan air dengan sifoning dan jika berupa bak atau kolam tanah, tinggal membuka lubang pengeluran. Setelah itu benih lobster ditangkap menggunakanscoopnet secara perlahan dan hasil tangkapan dimasukan kedalam ember yang telah dilengkapi air jernih dan alat lain.
Perlu diketahui, tingkat sensitivitas benih berukuran 20 hari terhadap perubahan lingkungan drastis lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran lebih besar. Tingkat sensitivitas juga akan tinggi pada semua ukuran benih lobster air tawar saat pergantian cangkang (molting) terjadi.
- Pengelolaan kualitas air
Air merupakan media yang digunakan untuk bertahan hidup, dan reproduksi bagi lobster air tawar . kualitas air yang memenuhi persyaratan sangat diperlukan untuk kenyamanannya. Selain itu kualitas air yang baikakan mewujudkan pencapaian target produksi. Oleh krena itu perlu dilakukan pengukuran parameter kualitas air secara berkala tujuannya adalah agar kualitas air yg menurun bisa dicari penyebab dan penaganannya parameter kualitas air yang perlu diperiksa secara berkala dapat dilihat pada teble 2.
Table 2 parameter air yang perlu diperiksa secara periodik
parameter | keterangan | Ukuran standar | Alat ukur | Periode pengukuran |
temperatur | Suhu air | 26-29oC | Termoter | 1-3 kali/ minggu |
pH | Derajat keasaman | 7-8 | pH meter, kertas lakmus | 1-3 kali/ minggu |
DO | Kelarutan oksigen dalam air | 4 ppm | DO meter | Setiap hari, cek aerasi |
DH | Kekerasan air (CaCO3 dan Mg) | 50-500 ppm | DH meter | 1 kali/ tahun |
Amoniak, nitrit | Zat bersifat racun | < 0,05 pm | Water test kit | Sewaktu-waktu atau ketika ada gejala, misalnya kenaikan pH dan air menjadi bau. |
H2S | Zat bersifat racun | <0,002 ppm | Water tes kit | Sewaktu-waktu atau ketika ada gejala, misalnya |
kekeruhan | Tungkat kecerahan air | 30-70 cm | Sechii disk | 1 kali/minggu |
Table 3 tindakan yang perlu dilakukan sehubungan dengan penurunan kualitas air.
Parameter
|
Tindakan
| |
Diatas ambang batas
|
Dibawah ambang batas
| |
Temperature | Menaikkan ketinggian air (semakin dalam badan air akan semakin menurunkan suhu air), memberi peneduh atau tanaman air | Menurunkan ketinggian air, memperkuat sister aerasi/ sirkulasi agar suhu merata, pond heater (sirkulasi aliran air hangat melalui pipa dibawah kolam.) |
pH | Mengganti sebagian air, memberi daun ketapang atau dun pisang kering, menaburkan phosporic acid,memeriksa kadar amoniak dan nitrit | Menaburkan kapur, batu karang |
DO | Nihil | Memeriksa sistem aerasi, memeriksa populasi plankton, jika blooming air sebagian diganti. |
DH | Penyuburan tanah dengan pemupukan | Penyuburan tanah |
Kekeruhan | Merupakan indikasi denganblooming plankton, mengganti sebagian air | Merupakan indikasi kekurangn plankton, pemberian pupuk |
Amoniak, nitrit | Mengganti sebagian air, mengembangkan bakteri probiotik di kolam | Nihil |
H2S | Mengganti sebagian air, mengembangkan bakteri probiotik di kolam, saat panen lapisan tanah bagian atas dibuang karena berbau busuk. | Nihil |
- Pengelolaan pakan
Lobster air tawar adalah binatang omnivora, segala makanan yang ada di depannya kemungkinan besar akan disantapnya, tidak terkecuali temannya sendiri yang tidak berdaya.
Agar lobster yang dipelihara dapat hidup dan tumbuh sempurna, jenis pakan, kandungan protein, dosis, dan frekuensi pemberian pakan harus diperhatikan. Jenis pakan yang dapat diberikan kepada calon induk lobster air tawar adalah udang segar, cacing halus, pelet udang, atau pakan nabati seperti ubi jalar dan tanaman air. Standar kandungan protein dalam pakan yang diberikan memiliki nilai optimum 35-40%. Dosis yang diberikan adalah 3% dari bobot tubuh hidup lobster air tawar. Karena lobster air tawar memiliki sifat nocturnal, presentase pakan yang diberikan untuk dimakan pada malam hari lebih banyak dibangdingkan dengan siang hari (Khairuman dan Khairul Amri, 2002).
Variasi pakan tersebut berguna melengkapi gizi yang mungkin tidak terdapat pada pelet. Jenis cacing yang dapat diberikan sebagai pakan adalah cacing tanah, cacing sutera, dan cacing darah, baik yang masih hidup maupun yang sudah dibekukan (Khairuman dan Khairul Amri, 2002).
Kandungan protein pellet mencukupi kebutuhan protein lobster yang hanya sebesar 21,6 %. Kandungan BETN sebagai sumber energi utama berupa glukosa juga sangat mencukupi karena kebutuhan energi lobster yang didapatkan dari karbohidrat hanya sebesar 29,4 %. Kebutuhan lemak lobster sebesar 7 % hanya dapat dipenuhi pakan pellet sebesar 5,7 %. Kekurangan kandungan nutrisi lemak ini dapat dipenuhi dari kandungan karbohidrat pellet yang jumlahnya berlebih, karena kelebihan karbohidrat di dalam tubuh akan diubah menjadi lemak melalui proses yang disebut lipogenesis. Proses lipogenesis ini mengubah glukosa menjadi lemak. Kandungan protein yang berlebih juga dapat diubah menjadi lemak (Almatsier, 2005).
Lemak juga merupakan sumber energi, tetapi energi berupa glukosa hanya didapat dari proses pemecahan karbohidrat dan protein. Proses pemecahan lemak menjadi glukosa tidak berarti karena glukosa hanya dapat dibentuk dari gliserol yang jumlahnya hanya sekitar 5 %. Lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi untuk kebutuhan energi jangka panjang. Lemak juga berfungsi untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak (Almatsier, 2005).
- Pengelolaan Penyakit
Walaupun Lobster dikenal lebih tahan terhadap penyakit dibanding udang jenis lain, tidak berarti Lobster bisa terbebas dari penyakit, penyakit ini biasanya disebabkan oleh virus. Pada periode pembesaran virus yang menjadi penyebab penyakit pada Lobster adalah:
- 1. White Spot Disease (WSD).
Penyakit yang disebabkan virus ini dapat menyebabkan sisi kolam mati. Untuk mengantisipasi serangan virus ini beberapa cara dapat dilakukan, yaitu:
a) Menghindari masuknya Lobster yg terinfeksi
b) mengurangi kepadatan penebaran lobster di dalam kolam
c) menjaga tingkat kada ammonia dan keasaman air
d) menghindari air yang sudah digunakan untuk budidaya udang lain
e) membersihkan alat yang sudah terinfeksi
2. Ricketsia-like organism.
Lobster yang terinfeksi virus ini biasanya melemah dan kadang-kadang ditandai dengan adanya bintik hitam atau biru kehijaun pada eksokoletonnya. Lobster yang mati karena virus ini badan dan kepala terpisah.
3. Jamur (Crayfish Plague).
Lobster yang terinfeksi jamur ini umumnya jenis astacus astacus yang berasal dari eropa. Penularannya bisa melalui kutu asphanomices astaci atau bisa juga melalui peralatan yang digunakan Selain virus tersebut di atas gangguan terhadap Lobster disebabkan oleh hama, seperti: ular, tikus, burung, lele, dan ikan gurami.
- Analisis kelayakan usaha
Adapun asumsi yang dugunakan dalm pembenihan lobster menggunakan kolam tanah sebagai berikut :
- Usaha pembenihan dihitung untuk 1 tahun produksi
- Jumlah induk yang digunakan yaitu 10 set, terdiri dari 50 betina dan 30 jantan. Ukuran induk 5.5 inci
- Benih yamg dihasilkan dan layak jual (sudah di-grading) dengak ukuran 2 inci rata-rata 200 ekor/ induk
- Jumlah induk betinayang produktif per periode (4 bulan) sebanyak 50%
- Luas total kolam 300 m2
- Siklus panen per 4 bulan , jadi dalam satu tahun dapat dipanen sebanyak 3 kali
- Harga jual benih rata-rata Rp 1.200,00/ benih
- Biaya investasi
Adapun biaya investasi pada pembenihan lobster air tawar di kolam tanah sebagi berikut :
a) Induk (5,5 inci) 10 set @ Rp 400.000 Rp 4.000.000
b) Sewa kolam tanah 300 m2/tahun Rp 1.300.000
c) Jarring untuk kolam seluas 300 m2 Rp 1.200.000
d) Tempat sembunyi shelter
(5 lante/batang pipa PVC 2 inci, waring 3 roll) Rp 1.000.000
e) Peralatan (pompa, aerator, selang) Rp 1.500.000
Jumlah Rp 9000.000
- Biaya opersaional
Adapun biaya operasonal pada pembenihan lobster air tawar sebagai berikut :
a) Biaya penyusutan indukan Rp 2.000.000
Selama 1 tahun = ½ X Rp 4000.000
b) Biaya penyusutan infrastruktur selama setahun Rp 3.533.333
c) Pakan selama setahun = 12 X Rp 200.000 Rp 2.400.000
d) Pemupukan kolam = 3 X Rp 75.000 Rp 225.000
e) Listrik dan air selama setahun Rp 900.000
f) Biaya pemanenan Rp 600.000
g) Bunga bank 20% dari investasi Rp 1.800.000
Jumlah Rp 11.458.333
- Pendapatan
Adapun pendapatan yang diperoleh dari usaha pembenihan lobster air tawar di kolam tanah sebagi berikut :
Pendapatan = jumlah induk X jumlah benih yang diproduksi X periode panen X harga jual
= 25 X 200 X 3 X Rp 1.200
= Rp 18.000.000
- Keuntungan
Adapun keuntungan yang diperoleh dari usaha pembenihan lobster air tawar di kolam tanah sebagi berikut :
Keuntungan = total pendapatan – total biaya produksi
= Rp 18.000.000 – Rp 11.458.333
= Rp 6.541.667,00
- Analisis kelayakan
Analis usaha pembenihan lobster skala menegah sebagai berikut :
- R/C
Artinya setiap biaya yang dikeluarkan untuk pembenihan lobster air tawar di kolam tanah sebesar Rp 1,00, akan menghasilkan Rp 1,57
- PBP
PBP = total investasi X 1 tahun/ keuntungan
= Rp 9.000.000 X 1 tahun/ Rp 6.541.667
= 1,38 tahun
- BEP
- BEP produksi
Pada produksi benih 9.549 ekor dengan harga jual Rp 1.200, usaha pembenihan lobster air tawar tidak mengalami kerigian maupun keuntungan.
- BEP harga
Pada saat harga jual mecapai Rp 763/ ekor dengan jumlah produksi tetap (15.000 ekor), usaha pembenihan lobster air tawar tidak mendatangkan keuntungan maupun kerugian.
No comments:
Post a Comment