expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Saturday, March 15, 2014

Cara Menjaga Kualitas Air Kolam Lobster Air Tawar Menurut Para Ahli


Pengelolaan air bertujuan untuk menyediakan hidup yang optimal bagi benih untuk bisa hidup, berkembang dan tumbuh. Kondisi air di dalam bak pemeliharaan harus dijaga kualitasnya. Ini dimaksudkan agar lobster tetap kondisi sehat, tidak stress atau terserang penyakit. Untuk itu, air bak sebaiknya dikontrol secara berkala, beberapa cara yang biasa dilakukan agar kondisi air tetap jernih atau tidak keruh antara lain menyedot kotoran, menyaring dan menguras.

1. Menyedot Kotoran 
Menurut Sugama (1993), kualitas air pemeliharaan akan menurun dengan adanya akumulasi dan penguraian sisa-sisa pakan atau benih yang mati. Kotoran yang mengendap akibat sisa pakan dan sekresi lobster dapat menyebabkan air keruh, kandungan amoniak menjadi tinggi, dan oksigen terlarut berkurang. Jika kotoran dibiarkan mengendap di dasar bak, lobster akan stress bahkan bisa mengalami kematian. Untuk mencegah hal itu sebaiknya dilakukan penyedotan kotoran setiap 3 kali sehari. Penyedotan dilakukan dengan selang penyedot (Hartono et.al., 2003).

2. Menguras dan Mengganti Air Bak
 Kotoran yang mengendap di dasar bak akibat sisa pakan dan sisa sekresi yang tidak dibuang dapat menyebabkan lobster stress dan nafsu makannya berkurang. Kotoran tersebut mengandung kadar amoniak yang tinggi sehingga air akan terlihat keruh. Untuk membersihkannya, secara berkala kotoran disedot menggunakan selang. Setelah disedot ketinggan air berkurang sehingga bak harus ditambah air kembali (Hartono et.al., 2005). Selain penyedotan kotoran, air bak juga perlu dikuras dan diganti dengan air baru. Caranya, air kolam disedot hingga ketinggian air 5 cm. Setelah itu, semua lobster diambil dengan cara diserok, lalu dipindahkan ke wadah atau akuarium. Selanjutnya, bak dikuras hingga bersih. Setelah kegiatan pengurasan dan pergantian air selesai, lobster dimasukan kedalam bak yang telah dibersihkan dan diberikan pipa paralon. Pengurasan dan pergantian air secara totol cukup dilakukan setiap dua minggu sekali (Hartono et.al., 2005).

3. Pengukuran Kualitas Air
 Untuk mengetahui kualitas air pemeliharaan, maka setiap hari dilakukan pengecekan faktor penentu kualitas air seperti kadar keasaman (pH= seperti kertas lakmus dan pH tester), suhu(Thermometer batang), kesadahan (dH= hardness tester), kandungan oksigen terlarut (DO= DO meter), serta kandungan karbon dioksida (CO2) dan gas lainya, debit air.

Kadar keasaman sangat menentukan kehidupan lobster di dalam air. Kadar keasaman air dapat diketahui dengan cara mengukurnya menggunakan alat khusus pengukur pH seperti kertas lakmus dan pH tester. Penggunaan kertas lakmus cukup dengan dicelupkan kedalam air yang akan diperiksa. Setelah itu, kertas dikeluarkan dari air. 

Dalam hitungan detik, kertas akan berubah warna kehijauan atau kebiruan. Warna kehijauan atau kebiruan berarti basah. Untuk mencocokan nilai pH air pada kemasan kertas lakmus terdapat indikator warna. Penggunaan pH tester lebih mudah digunakan karena cukup dicelupkan sebagian kedalam air yang akan diukur kadar keasamannya. 

Pada saat dicelupkan, akan muncul nilai secara digital. Kadar kesamannya yang diinginkan lobster berkisar 7 – 8 (Hartono et.al., 2003).

Suhu dikur dengan menggunakan Thermometer. Umumnya lobster air tawar menyukai air dengan suhu 19-25 0C (Hartono et.al., 2003).

Kadar kesadahan (dH) diukur menggunakan hardness tester. Alat ini cukup sederhana dan praktis pengguannya, yaitu cukup dicelupkan kedalam air sehingga akan tertera nilainya secara digital (Hartono et.al., 2003).
Kesadahan dan keasaman air merupakan 2 penentu kualitas air yang saling mempengaruhi. Umumnya air yang memiliki pH rendah memiliki tingkat kesadahan rendah. Biasanya, kondisi tersebut disebabkan oleh adanya dekomposisi bahan organik. Lobster air tawar sangat menyukai air dengan kesadahan sekitar 10 – 200 dH (Hartono et.al., 2003).

Adanya karbon dioksida di dalam air akibat hasil buangan (sekresi) lobster air tawar. Dalam jumlah tertentu kadar CO2 dapat menjadi racun sehingga jika dibiarkan akan membunuh lobster. Lobster air tawar masih bisa hidup normal pada kadar CO2  10 mg per liter. Salah satu penyebab paling utama berkurangnya kandungan oksigen di dalam air adalah kandungan amoniak. Agar kandungan oksigen dalam air cukup dan stabil sebaiknya di dalam bak dipasang aerator. Alat ini berfungsi untuk menyuplai oksigen dari udara ke air. Mahluk hidup di dalam air termasuk lobster air tawar sangat membutuhkan kreativitas agar kebutuhan oksigen terpenuhi. Oksigen dibutuhkan lobster air tawar untuk bernapas. Kebutuhan oksigen terlarut dalam air yang diinginkan lobster mencapai 7 ppm (Hartono et.al., 2003).

No comments:

Post a Comment