Lobster air tawar yang berwarna biru cerah selain cocok untuk dijadikan sebagai hiasan di aquarium, ternyata sangat bagus untuk dikonsumsi karena berprotein tinggi.
Budidaya lobster air tawar juga sangat menjanjikan karena bisa menjadi alternatif konsumsi lobster air laut yang harganya lebih mahal. Apalagi lobster air tawar ini terbilang mudah budidayanya dan tahan penyakit.
Budidaya hewan bercangkang inipun bisa dilakukan dimana saja, termasuk di akuarium. Lantas bagaimana cara membudidayakan lobster ini di akuarium?
Awal dari seleksi induk ini, harus bisa membedakan jenis kelamin induk jantan dan betina, misalnya untuk induk jantan terdapat tonjolan pada pasangan kaki jalan kelima dihitung dari capitnya dan biasanya sisi capit ditandai dengan warna merah. Untuk induk betina terdapat bulatan pada pangkal kaki yang ketiga.
Selain itu yang perlu kita perhatikan dalam seleksi induk adalah induk minimal berumur 7 bulan, bobot induk jantan diatas 30 gram, bobot induk betina 20 gram – 30 gram, dan kondisi sehat
Selain seleksi induk, hal-hal penting lain dalam budidaya lobster di akurium antara lain:
1. Pemberian Pakan
Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Untuk pagi cukup 30% dan sore 70%, hal ini karena lobster termasuk hewan nocturnal (aktif pada malam hari). Pakan yang diberikan berupa butiran pelet (yang dapat tenggelam dalam air) dan makanan alami berupa kacang-kacangan, umbi-umbian dan sayuran lainnya yang sebaiknya dimasak terlebih dahulu untuk memudahkan lobster mencernanya.
Jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan jumlah lobster yang ada. Usahakan tidak menyisahkan makanan dalam aquarium secara berlebihan, karena akan mempengaruhi kualitas air dan kadar oksigen.
2. Ketersediaan Oksigen
Oksigen yang terlarut dalam air merupakan faktor terpenting dalam memelihara semua jenis hewan air, termasuk lobster. Oksigen terlarut dapat diperoleh dari aerator, atau alat-alat akuarium lain yang banyak dijual di toko perlengkapan ikan.
3. Kualitas Air
Dalam berbudidaya lobster, kualitas air harus senantiasa terjaga. Hal ini untuk menjaga lobster dari berbagai penyakit dan menjaga nafsu makannya.
4. Tempat Persembunyian
Lobster merupakan hewan yang membutuhkan tempat untuk bersembunyi, terutama ketika siang hari dan proses molting (pergantian kulit/cangkang). Tempat persembunyian bisa dibuat dari rooster atau paralaon/PVC dengan ukuran yang disesuaikan dengan tubuh lobster.
5. Moulting
Proses moulting (pergantian kulit/cangkang) terjadi karena pertumbuhan badan lobster. Pada saat proses moulting lobster mengeluarkan aroma yang amis sehingga mengundang lobster lain untuk memangsanya. Oleh karena itu untuk meminimalisir terjadinya kanibal perlu diperhatikan kepadatan populasi dan shelter (tempat persembunyian).
6. Pemijahan
Dalam usia sekitar 7 bulan, lobster mulai mencari pasangannya untuk melakukan pemijahan. Oleh karena itu idealnya dalam satu tempat terdapat 3 lobster jantan dan 5 lobster betina.
7. Pengereman
Setelah terjadi proses perkawinan, maka lobster akan meletakkan telur-telur di sirip renangnya dan menutup/melindunginya dengan ekornya. Biasanya proses pengeraman terjadi satu hingga satu setengah bulan.
No comments:
Post a Comment